Edukasi dan Tips Investasi
|
Senin, 20 Maret 2017 02:27 |
Logika Transaksi, Sinyal Pasar Dan Strategi Trading |
|
Opini - Bagaimana melakukan transaksi? Apa peran sinyal pasar berdasarkan risiko pasar modal? Bagaimana strategi transaksi? Beberapa pertanyaan tersebut menjadi prioritas dalam melakukan transaksi berdasarkan logika transaksi di pasar modal.
Oleh: Lucky Bayu Purnomo SE.,ME.,CSA.,CTA
Dalam perkembangan transaksi pasar, terutama dalam transaksi jual beli saham di pasar modal, pendekatan dan implementasi praktek dan teori stuktur mikro pasar (market microstructure) menjadi bagian penting dan intisari dalam menentukan sikap transaksi, seperti halnya sikap untuk memperbesar jumlah transaksi ketika pasar memberikan sinyal positif disertai dengan potensi pergerakan harga
O’Hara (1995) menyatakan Struktur Mikro Pasar adalah, “The study of the process and outcomes of exchanging assets under explicit trading rules.” Studi ini membahas bagaimana harga aset terbentuk melalui proses jual beli yang akhirnya disepakati dari upaya tawar menawar di pasar, serta terbentuknya likuiditas sesuai aturan perdagangan yang ada.
Apa itu teori struktur mikro pasar ?
Teori struktur mikro pasar digunakan sebagai pendekatan terhadap potensi perubahan likuiditas suatu harga yang disebabkan oleh perubahan aturan perdagangan. Struktur mikro pasar merupakan sebuah teori baru yang membahas pembentukan harga saham di pasar.
Dengan demikian berdasarkan teori struktur pasar mikro, intisari pendekatan terhadap suatu likuiditas dan potensi harga yang ada di pasar adalah, susunan kelompok-kelompok yang dapat memberikan pengaruh terhadap potensi perubahan harga dan likuiditas di pasar, yang berkaitan dengan susunan organisasi serta aturan yang ada.
Dari perspektif berbeda, struktur mikro pasar dipandang sebagai cabang ilmu ekonomi finansial yang melakukan penyelidikan perdagangan saham dan organisasi pasar (Harris, 2003:3).
Empat hal penting?
Idvall and Jonsson (2008:6) menyatakan, teori struktur mikro pasar terdiri dari empat hal penting;
1) Pembentukan harga dan penemuan harga
Proses dari penentuan suatu harga untuk aset berdasarkan pada suatu proses permintaan dan penawaran untuk aset tertentu. Para pelaku pasar memiliki pandangan yang berbeda tentang harga masa depan atas aset tersebut dan durasi waktu kepemilikan suatu aset, sehingga menyebabkan perilaku perdagangan yang berbeda beda. Dengan demikian harga yang terjadi atas proses tawar menawar akan memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Di sisi lain pada kondisi tersebut terdapat para pihak yang belum menyepakati suatu proses tawar menawar akibat terjadinya negosiasi yang belum berakhir pada persetujuan harga dan kondisi suatu asset. Para pelaku pasar pun memperhatikan kondisi dan perkembangan dari peraturan setiap pasar yang memiliki pola berbeda-beda, sehingga membuat penentuan harga terjadi lebih cepat dan pasar menjadi lebih efisien.
2) Biaya transaksi dan waktu
Terdapat dua macam biaya, yaitu implisit dan eksplisit, pada saat pelaku pasar melakukan transaksi untuk membeli suatu aset. Antara lain pajak dan fee broker, dimana fee broker dari setiap sekuritas memiliki nilai yang berbeda beda. Dengan demikian perilaku transaksi dapat mengalami sikap yang berbeda-beda. Waktu transaksi pun memiliki waktu yang berbeda-beda.
3) Struktur dan desain pasar
Penentuan harga dan aturan, menjadi hari yang sangat penting dalam perilaku transaksi. Struktur yang dimaksud antara lain , kemampuan teknologi, likuiditas pasar, fraksi harga, disertai dengan kondisi peraturan yang terdapat dalam struktur pasar tersebut, yang menyebabkan kondisi transaksi dan kinerja suatu harga memiliki kualitas yang berda-beda.
4) Informasi dan pengungkapan
Informasi merupakan salah satu sumber dari upaya untuk menentukan keputusan dan sikap transaksi para pelaku pasar, sehingga informasi dapat di gunakan sebagai salah satu faktor untuk mengelola resiko, terhadap suatu transaksi. Walaupun seluruh pelaku pasar tidak memiliki pola pikir yang sama untuk mengelola informasi dalam menentukan sikap transaksi, hal ini berhubungan dengan Eficiency Market Hipotesis (EMH) atau teori pasar efisien dimana pasar sulit diidentifikasi, dan semua pelaku pasar memperoleh informasi yang sama.
Lebih jauh mengenai informasi pasar, para pelaku pasar memberikan makna bahwa informasi pasar tersebut merupakan terjemahan dari sinyal pasar, baik sinyal positif maupun negatif pada suatu waktu tertentu.
Selain empat hal penting di atas, aspek likuiditas menjadi faktor berikutnya yang memberikan pengaruh terhadap kinerja suatu harga. Dengan demikian penting bagi pendekatan struktur pasar mikro untuk memperoleh kondisi likuiditas yang terjadi pada suatu waktu.
Likuiditas, adalah salah satu bagian yang paling menarik untuk dikaji dari penelitian teori struktur mikro pasar.
Tentang kualitas pasar, O’Hara (1995:215) menyatakan bahwa likuiditas adalah salah satu komponen yang memberikan wawasan penting terhadap tingkah laku pasar. Hubungan timbal balik di dalamnya dianggap sebagai pemeran utama dalam pembentukan pasar.
Wyss (2004) mendefinisikan pasar keuangan yang likuid dalam empat aspek atau dimensi, yaitu, trading time, tightness, depth, resiliency. -Trading time adalah ruang waktu antar dua transaksi, baik itu transaksi beli maupun transaksi jual. - Tightness adalah kemampuan untuk membeli atau menjual sebuah asset pada harga yang sama pada waktu yang sama atau dalam harga yang sama. - Depth adalah kemampuan untuk membeli atau menjual sebuah aset dalam jumlah tertentu tanpa adanya pengaruh pada harga yang tercatat di pasar pada suatu waktu. - Resiliency adalah kemampuan untuk membeli atau menjual sebuah aset dalam jumlah tertentu dengan hanya sedikit pengaruh pada harga yang tercatat.
Sinyal transaksi berdasarkan informasi
Terdapat dua faktor yang memberikan pengaruh terhadap sikap transaksi para pelaku pasar pada saat menerima sinyal pasar. Dengan beberapa bukti pendukung, pelaku pasar akan meningkatkan kualitas order berdasarkan ukuran; lebih besar maupun lebih kecil.
Selanjutnya, sumber informasi yang diperoleh tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu; - Para pelaku pasar yang menerima informasi dari sumber informasi utama - yang di sebut informed trader. - Pelaku pasar yang memperoleh sumber informasi berdasarkan isu atau rumor - yang disebut uninformed trader.
Dua faktor sinyal pasar berdasarkan infomasi
Terdapat dua faktor yang memberikan pengaruh terhadap sikap transaksi para pelaku pasar pada saat menerima sinyal pasar. Beberapa bukti menunjukkan bahwa pelaku pasar akan meningkatkan kualitas order berdasarkan sinyal pasar yang kuat maupun yang lemah.
Selanjutnya, sumber kualitas sinyal tersebut akan memberikan dampak terhadap besarnya nilai transaksi. Sinyal pasar dengan kualitas rendah akan memberikan dampak terhadap besarnya atau kecilnya nilai transaksi. Sementara informasi dengan kualitas tinggi, dipengaruhi oleh informed trader, dan uninformed trade.
Dengan demikian, hal tersebut di atas menjadi konsep dari logika transaksi berdasarkan kinerja suatu harga. Informasi yang diterima di pasar pada suatu waktu tertentu akan mempengaruhi likuiditas pasar.
Akhir dari kesimpulan tersebut di atas adalah penentuan sikap dan pengambilan keputusan transaksi pelaku pasar didasarkan pada logika untuk menentukan strategi transaksi jangka pendek, jangka menengah hingga jangka panjang.
*)Peserta Program Doktoral Ilmu Ekonomi dan Dosen Pasca Sarjana Universitas Trisakti |
|
Senin, 15 Agustus 2016 01:58 |
Sebelum Anda panik dengan anjloknya pasar saham, yang kemudian membuat Anda bekerja keras mengubah mengelola portofolio, ada baiknya Anda memahami betul tujuan awal Anda membeli saham, apakah untuk investasi atau trading (perdagangan), demikian saran Jim Cramer.
Saat menuntut ilmu di Harvard Law School pada tahun 1981, Jim Cramer yang sebelumnya menjadi reporter, mulai tertarik dengan program Financial News Network (FNN) yang disiarkan di CNBC. Sejak saat itu Cramer menghabiskan setiap waktu luangnya untuk meneliti saham dan investasi serta semua hal terkait uang yang bisa ia tabung dari pekerjaannya. Setelah memperoleh sarjana hukumnya pada tahun 1984, ia bekerja sebagai broker di Wall Street Goldman Sachs.
Berawal dari ketertarikan dari FNN dan pengalamannya menjadi broker, Cramer kini sukses menjadi seorang komentator dan analis keuangan, dengan mengisi acara Mad Money di CNBC, serta menulis beberapa buku terkait ekonomi. Dia bahkan memiliki TheStreet, sebuah perusahaan untuk memilih saham dan informasi investasi secara umum.
Dengan semua pengetahuannya terkait saham, Cramer menyarankan bahwa saat membeli sahan, Anda harus paham betul tujuan Anda membeli saham tersebut. Maka itu pemahaman tentang investasi dan trading sangatlah penting. Untuk membantu Anda, Cramer menjelaskan perbedaan saham untuk investasi dan trading.
Investasi di pasar saham adalah kegiatan membeli saham, untuk disimpan dan dijual kembali di masa depan dan tidak begitu pusing dengan fluktuasi sebab mereka membeli saham perusahaan yang kinerjanya baik. Sedangkan trading adalah kegiatan membeli saham, untuk dijual kembali dalam waktu tidak terlalu lama yang mengambil untung dari selisih nilai penjualan dan pembelian.
Banyak hal buruk dan tak terduga yang dapat terjadi di pasar modal, yang mungkin akan membuat Anda mengubah posisi trading menjadi investasi dan membeli saham yang sedang turun. Cramer membenarkan adanya hal buruk dipasar modal tersebut. “Hal buruk apa yang bisa terjad? Jawabannya, tentu saja banyak, dan hampir semuanya buruk,” ujar Cramer seperti dilansir laman CNBC, Selasa (7/6).
Agar terhindar dari hal buruk, Cramer menyarankan ketika berinvestasi dalam sebuah perusahaan, untuk memulainya lebih baik Anda membeli saham dengan nilai kecil dan berharap pasar saham akan merobohkannya, sehingga Anda dapat membeli saham dengan nilai yang lebih baik. Tidak ada salahnya berharap pada koreksi pasar untuk mendapatkan harga yang lebih baik pada pembelian.
Trading justru sebaliknya. Di awal, Anda sebaiknya membeli saham dengan nilai yang tinggi, sebab dengan begitu saham tersebut dapat Anda jual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Pada trading Anda tidak dapat berharap pada koreksi pasar. Saran ini juga dilakukan oleh Cramer. "Ketika berinvetasi saya membeli saham yang sedang turun dan akan segera memotong kerugian saya saat trading saham tidak berjalan dengan baik," lanjut Cramer.
Jadi, jangan membodohi diri sendiri. Jika Anda tahu tujuan Anda, semua hal buruk dapat dihindari atau diminimalisir.(Juna) |
Rabu, 15 Juni 2016 03:24 |
Dana Investasi Real Estate (DIRE)
DIRE merupakan wadah yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang dipergunakan untuk menghimpun dana dana masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan pada aset real estate, aset berkaitan real estate, kas maupun setara kas yang kemudian dikelola oleh perusahaan investasi atau Manajer Investasi.
Dalam pengelolaan dana DIRE, diwajibkan untuk menginvestasikan minimum 80 persen dari dana kelolaan ke aset yang berhubungan dengan real estate. Dari total aset kelolaan itu juga, minimum 50 persen harus berbentuk aset real estate seperti mal, perkantoran, apartemen, dan perumahan yang dapat disewakan. Pendapatan berupa uang sewa dari aset-aset properti tersebut akan dikembalikan kepada para investornya dalam bentuk dividen. Dividen ini yang menjadikan DIRE menguntungkan dan bisa dibilang sebagai imbal hasil (return) bagi investor.
Pada investasi DIRE, ada kewajiban untuk membagikan dividen minimal 90 persen dari pendapatan DIRE setiap tahun, sehingga investor yang membeli DIRE akan menerima pendapatan yang tetap. Selain itu pegerakan dari investasi DIRE relatif stabil karena sebagian besar portofolio berisi aset-aset properti yang nilainya cenderung meningkat setiap tahun.
Melalui paket kebijakan ekonomi ke-5dan ke-11, Pemerintah menghapuskan pajak berganda yang dikenakan pada instrumen DIRE dan memberikan insentif dengan penurunan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) menjadi maksimal 1 persen dari sebelumnya 5 persen bagi tanah dan bangunan yang menjadi aset DIRE. Hal ini, tentunya akan memberikan peluang untuk DIRE dapat bertumbuh lebih besar di dalam negeri.
Saat ini, DIRE yang ada di Indonesia hanya DIRE Ciptadana Properti Ritel Indonesia. DIRE ini diluncurkan sejak November oleh PT Ciptadana Asset Management. Berdasarkan data Bareksa, DIRE ini memiliki dana kelolaan (AUM) lebih dari Rp500 miliar dan 95 persen dari asetnya dtempatkan pada real estate Grand Solo Mall.
Meski ada keuntungan yang ditawarkan, investasi DIRE ini juga memiliki risiko yang berupa likuiditas. Misalnya, investor ingin menarik dananya dalam jumlah yang besar, sehingga manajer investasi yang mengelola DIRE tersebut harus menjual asetnya. Pada kondisi ini, menjual aset properti tidak selikuid menjual aset di pasar modal karena harus mencari pembeli aset tersebut. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan investasi DIRE klik tautan berikut.
Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT)
Secara umum, karakteristik dan pengelolaan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) tidak jauh berbeda dengan reksa dana konvensional. Hanya saja, pada RDPT jumlah pihak yang berinvestasi pada reksa dana tidak boleh lebih dari 50 pihak.
Selain itu, para pemodal reksa dana bentuk ini termasuk pemodal profesional yang memiliki kemampuan untuk membeli unit penyertaan dan melakukan analisis investasi terlebih dahulu. Sebab, minimum dana awal investasi pada RDPT cukup besar Rp5 miliar atau 500 ribu dalam bentuk USD dan EUR.
Pada RDPT, penetapan nilai pasar wajar dilakukan oleh Manajer Investasi setiap tiga bulan sekali, Sedangkan perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dilakukan oleh Bank Kustodian setiap tiga bulan sekali.
Dalam Pengelolaan dana RDPT, Manajer Investasi diperbolehkan menginvestasikan dana tersebut pada sektor riil seperti pembiayaan pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang gencar dicanangkan oleh pemerintah.
Salah satu contoh RDPT dalam bentuk USD adalah Reksa Dana Penyertaan Terbatas Bahana Industrial Fund-1 USD yang dikelola oleh PT Bahana TCW Investment Management. Ada juga Reksa Dana Penyertaan Terbatas Danareksa BUMN Fund 2012, yang dikelola oleh PT Danereksa Invesment Management.
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA/Asset Backed Securities)
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) adalah salah satu alternatif investasi dimana Manajer Investasi menghimpun dana dari masyarakat kemudian dana tersebut dibelikan aset keuangan yang berupa tagihan seperti tagihan kredit perumahan (KPR) dari bank yang memberikan KPR.
Dengan adanya KIK EBA ini, pihak bank yang menyalurkan kredit perumahan dapat menjual piutangnya untuk mendapatkan permodalan (dana). Dengan menjual piutangnya, bank memiliki sumber likuiditas sehingga dapat menyalurkan kredit kembali kepada masyarakat.
Pihak yang memegang KIK EBA akan mendapatkan keuntungan seperti berinvestasi pada obligasi, di mana terdapat jangka waktu tempo dan nilai kupon (bunga) tertentu serta terdapat rating yang menunjukan dari kualitas KIK EBA tersebut.
Sebagai contoh, salah satu produk KIK EBA adalah KIK EBA Danareka - BRI dengan nominal Rp100 miliar dan memiliki kupon sebesar 13 persen serta masa tenor 5 tahun. Ada setidaknya empat pihak dalam produk ini. Pertama, ada bank pemilik KPR yaitu BTN. Kedua, ada pendukung kredit yang menjamin KPR tersebut (sekuritisasi) yaitu PT Sarana Multigriya Finansial (Persero). Ketiga, Danareksa Investment Management berperan sebagai manajer investasi yang mengelola aset sekuritisasi tersebut. Keempat, BRI berperan sebagai Bank Kustodian yang menyimpan dana aset kelolaan tersebut.
KIK EBA ini juga memiliki risiko terhadap fluktuasi harga akibat pengaruh dari perubahan suku bunga, Harga KIK EBA akan cenderung turun apabila terjadi peningkatan suku bunga. Risiko lainnya dari investasi KIK EBA ini adalah gagal bayar. Pemegang KIK EBA akan mengalami kerugian apabila debitur dari aset yang menjadi jaminan misalnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mengalami kebangkrutan atau tidak mampu membayar tepat pada waktunya atas bunga dan pinjaman pokok.
Itulah penjelasan tiga produk lain dari reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), yang dapat dijadikan pilihan sebagai alternatif investasi. Sebaiknya, dalam berinvestasi kita perlu memahami dan mempelajari dari setiap karakteristik instrumen investasi agar dapat sesuai dengan tujuan investasi kita
sumber: bareksa
|
Selasa, 14 Juni 2016 04:20 |
Tak banyak orang yang menemukan sinyal awal perusahaan yang sedang dalam masalah besar. Kasus WorldCom dan Enron, bisa menjadi contoh bagaimana perusahaan yang dulu berharga ratusan miliar dolar, musnah dalam sekejap. Kejatuhan mereka mengejutkan dunia, termasuk para investornya. Bahkan pemilik saham besar, banyak diantaranya mempunyai jalur informasi ke orang dalam, ikut terjebak dalam masalah. Bagaimana cara mengetahui bahwa saham perusahaan yang Anda miliki sedang menuju kebangkrutan?
- Arus Kas Negatif
Arus kas adalah kehidupan perusahan; investor yang memperhatikannya akan dapat melindungi dirinya dari saham-saham sampah yangtak berharga. Ketika pembayaran yang dilakukan perusahan lebih banyak ketimbang yang diterimanya, arus akas perusahaan itu menjadi negatif. Jika hal ini berlangsung terus-menerus selama periode tertentu, maka itu adalah sinyal bahwa dana perusahaan di bank berada dalam bahaya. Tanpa adanya suntikan dana segar dri pemilik saham atau pemberi pinjaman, perusahaan yang berada dalam kondisi ini akan dengan cepat terperangkap ke dalam masalah insolvabilitas.
- Rasio Utang-Ekuitas Tinggi
Pembayaran bunga utang memberi tekanan pada arus kas, dan tekanan tersebut cenderung memburuk pada perusahaan yang sedang bermasalah. Karena mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gagal bayar, perusahaan yang sedang bermasalah harus membayar suku bunga yang lebih tinggi untuk meminjam uang. Akibatnya, utang tersebut cenderung menyusutkan penghasilannya. Rasio total utang terhadap ekuitas (debt to equity atau D/E ratio) berguna untuk mengukur risiko kebangkrutan. Rasio ini juga membandingkan kombinasi utang jangka panjang dan jangka pendek perusahan dengan ekuitas pemilik saham atau nilai bukunya. Perusahaan dengan rasio D/E sekitar 0,5 atau lebih, perlu diperhartikan lebih dalam kesehatan keuangannya.
- Kemampuan Membayar Bunga
D/E rasio tidak selalu mengungkap kesehatan perusahan. Penilaian tersebut sebaiknya digabungkan dengan pemeriksaan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga utang (interest coverage rasio). Misalnya, suatu perusahaan mempunyai rasio D/E sebesar 0,75, yang merupakan sinyal risiko kebangkrutan yang rendah, dan juga mempunyai interest coverage ratio 0,5. Interest coverage ratio di bawah 1, berarti perusahaan itu tidak mampu memenuhi semua kewajiban utangnya dengan pendapatannya sebelum pembayaran bunga dan pajak (operating income) pada periode tertentu. Ini juga merupakan sinyal bahwa perusahaan itu mempunyai kesulitan untuk memenuhi kewajiban utangnya.
- Penurunan Harga Saham
Investor yang cerdas juga perlu mewaspadai penurunan harga saham yang tidak wajar. Hampir semua perusahaan yang ambruk diawali dengan penurunan harga saham secara berkelanjutan. Saham Enron mulai rontok 16 bulan sebelum hangus. Namun dikatakan, meskipun penurunan harga saham besar bisa merupakan sinyal akan adanya masalah, juga bisa menjadi sinyal adanya peluang berharga untuk membeli saham dengan fundamental yang solid. Oleh karena itu sebelum memutuskan apakah suatu saham perlu dibeli atau harus dijual, pastikan untuk memperhatikan beberapa faktor selanjutnya.
- Peringatan Laba
Investor perlu memperhatikan peringatan laba dengan amat sangat serius. Meskipun reaksi pasar terhadap peringatan laba tampak biasa saja, atau bahkan brutal, ada sejulah bukti akademis yang menunjukkan bahwa pasar secara sistematis lambat bereaksi terhadap berita buruk. Akibatnya, peringatan laba seringkali diikuti dengan penurunan harga saham secar bertahap.
- Transaksi Orang Dalam
Perusahaan wajib melaporkan, melalui pengumuman perusahaan, pembelian dan penjualan saha oleh pemilik saham berpengaruh dan direksi perusahaan (juga dikenal sebagai “orang dalam” atau insider). Eksekutif dan direksi mempunyai informasi terbaru tenang prospek perusahaan, sehingga penjualan oleh salah satu atau semua anggota kelompok tersebut dapat merupakan sinyal akan adanya masalah. Diakui bahwa, orang dalam tidak selalu menjual saham yang mereka pikir akan melorot nilainya. Namun penjualan saham oleh orang dalam harus memberi jeda kepada investor.
- Pejabat Perusahaan Mengundurkan Diri
Pengunduran diri mendadak pejabat (atau direktur), dan/atau auditor perusahaan juga bisa menjadi sinyal berita buruk. Meskipun bisa saja pengunduran diri tersebut benar-benar murni, tetap perlu untuk diketahui lebih dekat. Penggantian auditor juga bisa diartikan sebagai pemburukan hubungan antara auditor dengan perusahaan sebagai klien, dan kemungkinan karena permasalahan yang lebih fundamental dalam bisnis perusahaan. Tanda peringatan seharusnya berdering lebih keras ketika pengunduran diri itu melibatkan seorang individu yang dikenal mempunyai reputasi sabagai manajer yang sukses atau kuat, atau sebagai direktur independen.
- Investigasi Otoritas Bursa
Investigasi formal oleh otoritas bursa saham biasanya menjadi awal dari ambruknya suatu perusahaan. Kondisi itu tidak mengejutkan; banyak perusahaan dinyatakan bersalah karena melanggar peraturan bursa dan pencatatan pembukuan akibat menghadapi kesulitan keuangan. Meskipun bayak investigasi otoritas bursa yang tidak menemukan adanya kesalahan, namun tetap perlu untuk memperhatikan lebih dalam kondisi keuangan perusahaan yang menjadi target pemeriksaan otoritas bursa.
Sumber : Investopedia.com ; Ipotnews
|
Jumat, 10 Juni 2016 00:20 |
Ilustrasi perhitungan hasil investasi:
ILUSTRASI A
Investor A membeli ORI diPasar Perdana sebesar Rp10.000.000,- dengan kupon 8,25% dan tidak dijual sampai jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah:
Kupon = 8,25% x Rp10.000.000 x 1/12 =Rp68.750,-setiap bulan s.d jatuh tempo Pokok pada saat jatuh tempo Rp10.000.000,-
ILUSTRASI B
Investor B membeli ORI diPasar Perdana sebesar Rp10.000.000,- dengan kupon 8,25% dan di jual di Pasar Sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah:
Kupon = 8,25% x Rp10.000.000 x 1/12 =Rp68.750,-setiap bulan s.d jatuh tempo Capital Gain =Rp10.000.000 x (105-100)% =Rp500.000,- Pokok yang diterima saat dijual Rp10.500.000 yang berasal dari Pokok ORI sebesar Rp10.000.000 + Capital Gain.
ILUSTRASI C
Investor C membeli ORI di Pasar Perdana sebesar Rp10.000.000,- dengan kupon 8,25% dan di jual di Pasar Sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah:
Kupon = 8,25% x Rp10.000.000 x 1/12 =Rp68.750,-setiap bulan s.d jatuh tempo Capital Loss =Rp10.000.000 x (95-100)% = (Rp500.000,-) Pokok yang diterima saat dijual Rp9.500.000 yang berasal dari Pokok ORI sebesar Rp10.000.000 – Capital Loss.
(perhitungan diatas belum memperhitungkan pembayaran pajak atas kupon dan capital gain serta biaya transaksi di Pasar Sekunder). |
|
Kamis, 09 Juni 2016 01:05 |
Right Issue atau HMETD (HAK Memesan Efek Terlebih Dahulu) merupakan Hak bagi pemegang saham untuk membeli saham baru pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
Pemegang saham yang berhak membeli saham right issue adalah pemegang saham yang memiliki atau memegang saham perusahaan hingga batas akhir cum date
Pemegang saham tidak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan haknya tersebut.
Dampak Right Issue:
Bagi Perusahaan
Akan meningkatkan jumlah modal perusahaan yang nantinya digunakan untuk melakukan ekspansi usaha, bisa dalam bentuk pembangunan pabrik, mengakuisisi dan lain sebagainya. Namun ada perusahaan yang menggunakan aksi ini untuk membayar hutang perusahaan.
Bagi Investor
Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru tersebut, maka kepemilikan saham terhadap perusahaan akan terdilusi.
Ada 2 (dua) jenis Right issue/HMETD dalam menawarkan kepada pihak lain:
1. Dengan HMETD: Dimana yang berhak membeli saham baru adalah pemegang saham perusahaan yang berhak. 2. Tanpa atau non HMETD: dimana saham baru hanya ditawarkan kepada satu atau beberapa pihak saja.
Contoh Pelaksanaan HMETD PT Bank Mandiri (Persero)Tbk (BMRI) yang dilakukan pada Tahun 2011
Rasio pembagian HMETD BMRI adalah setiap 8.985 (delapan ribu sembilan ratus delapan puluh lima) saham yang dimiliki akan mendapatkan 1.000 (seribu) HMETD, dimana setiap pemegang 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru dengan nilai nominal Rp500,- setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp5.000,- (lima ribu Rupiah) per saham.
Berikut jadwal kegiatan HMETD Bank Mandiri :
NO. |
KEGIATAN |
TANGGAL |
1 |
Tanggal perdagangan bursa yang memuat HMETD (Cum HMETD) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi |
7-Feb-11 |
2 |
Tanggal perdagangan bursa tidak memuat HMETD (Ex HMETD) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi |
8-Feb-11 |
3 |
Tanggal perdagangan bursa yang memuat HMETD (Cum HMETD) di Pasar Tunai |
10-Feb-11 |
4 |
Tanggal perdagangan bursa tidak memuat HMETD (Ex HMETD) di Pasar Tunai |
11-Feb-11 |
5 |
Tanggal Penentuan Pemegang Rekening yang berhak menerima HMETD di dalam rekening Efek (Recording Date) |
10-Feb-11 |
6 |
Periode distribusi HMETD. |
11-Feb-11 |
7 |
Tanggal Pencatatan HMETD di Bursa |
14-Feb-11 |
8 |
Periode Perdagangan HMETD |
14-21 Feb 2011 |
9 |
Periode Pelaksanaan HMETD |
14-21 Feb 2011 |
10 |
Periode Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD |
17-23 Feb 2011 |
11 |
Tanggal Terakhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan |
23-Feb-11 |
12 |
Tanggal Penjatahan Efek Tambahan |
24-Feb-11 |
13 |
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan yang tidak memperoleh penjatahan |
28-Feb-11 |
BMRI akan mengeluarkan saham dari portapel maksimal 2.336.838.591 saham biasa atas nama seri B setara dengan 10,015 persen.
Harga penutupan saham tanggal 7 Februari 2011 (Cum date) Rp 6.000
Perhitungan Right Issue
Harga Teoritis Right Issue tanggal 8 Februari 2011 (Ex-date)

Jadi, tanggal 8 Februari 2011, Harga Saham awal perdagangan (Previous) pada harga Rp 5.900, bukan Rp 6.000.
Jumlah Dana yang diperoleh oleh perusahaan :
2.336.838.591 x Rp 5000 = Rp 11.684.192.955.000
Dampak Right Issue pada saham BMRI yang lain adalah :
(menggunakan data akhir tahun 2010)
Jumlah Saham Beredar bertambah setelah Right Issue
Total saham beredar sebelumnya + jumlah saham Right Issue = 20.996.494.742 + 2.336.838.591 = 23.333.333.333
Jumlah Ekuitas bertambah setelah Right Issue
Jumlah Ekuitas 31 Des 2010 + Jumlah Dana hasil Right Issue = 41.542.808.000.000 + 11.684.192.955.000 = 53.227.000.955.000
Book Value sebelum Right Issue
Jumlah Ekuitas / Jumlah Saham beredar = 41.542.808.000.000/20.996.494.742 = 1.978.56
Book Value bertambah setelah Right Issue
Jumlah Ekuitas / Jumlah Saham beredar = 53.227.000.955.000/23.333.333.333 = 2.281,16
Dampak lain yang perlu diperhatikan dalam keuangan adalah laba persaham dan ROE, apakah dengan melakukan Right issue mampu meningkatkan laba persaham dengan jumlah saham yang lebih banyak. dan apakah laba bersih setelah right issue mampu menjaga tingkat ROE atau menaikkan tingkat ROE karena jumlah ekuitas bertambah
Sumber : https://pusatis.com/investasi-saham/edukasi-saham/corporate/right-issue-2/
|
1. Jangan investasikan seluruh dana dalam satu saham 2. Batasi jumlah item saham sesuai dengan kemampuan 3. Jangan segan atau ragu untuk melakukan switching 4. Selalu ada cash untuk saham potensial atau switching! 5. Jangan menikah dengan saham, pacari saja! 6. Harus ada alasan untuk membeli, bukan spontanitas 7. Cairkan sebagian keuntungan dalam tabungan Anda 8. Sediakan waktu untuk mempelajari transaksi Anda 9. Jangan pernah mau kehilangan 10% dari investasi Anda |
Berinvestasi saham merupakan salah satu jenis usaha yang mulai dianggap sebagai alternatif investasi saat ini. Mengapa demikian?
Karena usaha jenis ini walaupun memerlukan modal yang tidak sedikit, tetapi imbal hasil yang ditawarkan cukup menggiurkan. Bahkan bisa mengalahkan penghasilan utama Anda.
Menurut Yani Suryani dalam buku 20 Usaha Sampingan Sambil Ngantor, usaha sampingan dalam bentuk investasi di bursa memiliki risiko yang tinggi jika dilakukan untuk jangka pendek. Namun akan lebih aman dan menguntungkan pada jangka panjang. Minimal pada rentang waktu 6-12 bulan.
Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan agar aman dalam usaha sampingan berbentuk investasi ini, di antaranya adalah:
1. Jika ingin berinvestasi dalam bentuk saham kenali terlebih dahulu saham perusahaan yang akan dibelidan bisnis apa yang dijalankan perusahaan tersebut. Semakin banyak infromasi yang didapatkan, semakin banyak pula pertimbangan yang menentukan keputusan berinvestasi.
2. Berpikirlah seperti seorang pengusaha yang rasional, logis dan realistis. Pertimbangkan selalu untung, rugi dan resiko yang dihadapi.
3. Walaupun saham suatu perusahaan sedang dalam posisi murah, jangan terlalu terburu-buru untuk membelinya. Harus diingat, saham suatu perusahaan yang sedang dalam keadaan murah biasanya mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut sedang bermasalah.
4. Jangan tergesa-gesa dalam berinvestasi karena peluang investasi terbaik tidak selalu tersedia sepanjang waktu.
5. Ketika Anda sudah terjun dalam bisnis ini, jangan hanya diam karena bursa tidak memberi jaminan bahwa investasi Anda akan selalu naik. 6. Jangan terlambat untuk memulai, terlambat berarti melakukan kesalahan karena Anda akan kehilangan kesempatan. Semakin awal memulai semakin baik.
7. Jangan terlalu berspekulasi. Walaupun Anda orang yang termasuk super-berani, sebaiknya Anda tidak menempatkan semua uang Anda pada satu investasi yang sangat spekulatif.
8. Jangan terlalu sering bertransaksi. Investor yang terlalu sering bertransaksi sering terjebak pada kondisi psikologis pasar sehingga terkadang membeli ketika harga mahal dan menjual ketika harga murah. Selain itu, investor juga akan terbebani biaya bertransaksi.
9. Untuk berinvestasi dengan aman, sebaiknya Anda menginvestasikan uang Anda pada berbagai macam investasi pada kurun waktu setahun pertama yang kemudian dapat dilanjutkan dengan investasi dalam jangka panjang, misalkan dalam waktu 5-10 tahun. Hal ini dilakukan karena semakin lama investasi, semakin minim risiko kerugiannya.
10. Ihwal jenis investasi apa yang akan Anda pilih, bergantung pada di pasar/bursa mana Anda akan bermain.
11. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, Anda harus belajar terlebih dahulu cara mengelola keuangan pribadi dan bagaimana menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran.
(Sumber: Okezone) |
Banyak orang ingin memulai investasi di pasar saham, akan tetapi tidak tahu bagaimana untuk memulai investasi di pasar saham. Mereka takut mereka akan kehilangan banyak uang sambil belajar cara kerja pasar saham. Yah, dengan panduan ini, Anda akan belajar secara efektif bagaimana untuk memulai investasi di pasar modal!
Hal pertama yang harus Anda sadari ketika belajar bagaimana untuk memulai investasi di pasar saham adalah bahwa Anda tidak memerlukan broker purna waktu (full time). Hari-hari menggunakan menyewa broker untuk membeli dan menjual untuk Anda telah usai. Dengan layanan yang besar dan murah seperti E-trade dan Scott trade (online trading), dapat anda gunakan melakukan semua investasi diri Anda! Hal ini menempatkan kontrol uang Anda di tangan Anda dan menghemat banyak uang.
Langkah berikutnya dalam belajar bagaimana untuk memulai investasi di pasar saham dengan menggunakan Anggaran. Hal ini sangat penting! Banyak orang menemukan saham yang menurut mereka akan bekerja baik dan meletakkan jauh lebih banyak uang ke dalamnya. Mulailah dari kecil dan biarkan bertumbuh untuk Anda . Mulailah dengan investasi mungkin $ 25 atau $ 50 dalam saham pada suatu waktu. Ini akan menghemat banyak uang dan membantu Anda mendapatkan pengalaman yang berharga untuk investasi besar di masa depan. Ini adalah langkah yang sangat penting dalam mempelajari bagaimana untuk memulai investasi di pasar saham jadi jangan lewatkan saja .
Langkah penting dalam mempelajari bagaimana untuk memulai investasi di pasar saham adalah jangan pernah bergerak membabi buta. Jika Anda menemukan sebuah saham dan memiliki perasaan akan bergerak dengan baik, jangan buru-buru ke dalamnya! Ambil sedikit waktu dan melakukan penelitian. Seringkali suatu perusahaan dapat setiap hari merilis berita yang sangat mungkin menyebabkan penurunan harga saham Anda. Pastikan pembelian Anda telah dipikirkan dengan baik dan direncanakan.
Langkah terakhir dari belajar bagaimana untuk memulai investasi di pasar saham adalah mengetahui bahwa kadang-kadang hal-hal yang tidak terduga terjadi , tidak sesuai dengan yang kita telaah. Pasar saham adalah permainan dan kadang-kadang Anda kalah. Dengan latihan dan kesabaran Anda akan menang lebih dari saat Anda kehilangan tapi itu yang dibutuhkan.
Belajar bagaimana memulai investasi di pasar saham adalah sebuah petualangan menyenangkan yang akan membuat Anda melompat-lompat gembira seringkali, dan menampar dahi anda di saat lain. Ini merupakan bagian dari perjalanan dan ini benar-benar bagian yang menyenangkan!
Ketika investasi dipasar saham seringkali bisa sulit, dapat dibuat lebih mudah dengan sumber daya yang tepat.
(Disadur dari articlebase.com) |
|
|
<< Mulai < Sebelumnya 1 2 Berikutnya > Akhir >>
|
Halaman 1 dari 2 |
|
|