13 JUNI 2016 PDF Cetak E-mail
Minggu, 12 Juni 2016 23:17

Bursa saham Asia mengawali pekan ini (13/6) dengan mencatatkan penurunan tajam jelang rapat kebijakan Federal Reserve AS dan bank sentral Jepang, besok, di tengah kekhawatiran akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Indeks Nikkei 225 Jepang pagi ini terperosok 1,78 persen tak lama setelah pembukaan bursa, tertekan oleh penguatan yen terhadap dolar AS, di tengah penguatan greenback terhadap sebagian besar mata uang negara maju. Investor mengharapkan rapat kebijakan Bank of Japan, 15 Juni nanti, akan mampu meredam tekanan penguatan yen. Laju pelemahan Nikkei 225, terjungkal 2,40% (-398,82 poin) ke level 16.202,54 pada pukul 8:15 WIB.

Pada jam yang sama indeks Kospi Korea Selatan rontok 1,44% (-29,05 poin) kee level 1.988,58, setelah dibuka anjlok 1,1 persen. Bursa saham Australia hari ini libur merayakan ulang tahun Ratu Inggris.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini kembali dihadapkan pada kondisi pelemahan di  bursa saham Asia melanjutkan tekanan di bursa saham Eropa dan AS akhir pekan lalu, setelah gagal bertahan di teritori positif dan terbenam di zona merah pada penutupan pekan lalu. Sejumlah analis memperkirakan, indeks masih berpotensi mengalami aksi jual meski aliran modal masih masuk ke bursa saham domestik. Laju indeks diperkirakan masih bergerak sideways dalam jangka menengah.

Amerika Serikat dan Eropa

Perdagangan saham di bursa Wall Street pekan lalu berakhir dengan membukukan pelemahan tajam melanjutkan tren aksi jual pasar modal Asia dan Eropa, terbebani penurunan harga saham-sama energi akibat pelemahan lanjutan harga minyak dunia. Pasar juga mengkhawatirkan akan pertumbuhan global terkait hasil polling harian Tthe Independent yang menunjukkan kecednerungan terjadinya Brexit (55%). Rilis angka awal indeks sentimen konsumen AS periode Juni versi Thomson Reuters/University of Michigan sebesar 94,3, lebih rendah dari angka akhir Mei di 94,7, juga tidak mendukung kenaikan indeks.

Dow Jones Industrial Average melorot 0,67% (-119,85 poin) ke posisi 17.865,34, naik 0,3% sepanjang pekan.
S&P 500 merosot 0,92% (-19,41 poin) ke level 2.096,07, turun 0,1% sepanjang pekan.
Nasdaq Composite anjlok 1,29% (-64,07 poin) menjadi 4.894,55, rontok 1,0% sepanjang pekan.

Harga ETF saham Indonesia (EIDO) di New York Stocks Exchange turun 2,14% menjadi US$22,91.

Bursa saham utama Eropa akhir pekan lalu juga ditutup dengan membukukan penurunan tajam tertekan penurunan harga minyak dan risiko Brexit yang akan menghambat pertumbuhan. Penurunan indeks juga diikuti dengan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Jerman berjangka 10 tahun (German Bund) ke posisi terendah sepanjang masa 0,011 persen.

FTSE 100 London melorot 1,86% (-116,13 poin) menjadi 6.115,76..
DAX 30 Frankfurt rontok 2,52% (-254,25 poin) di posisi 9.834,62.
CAC 40 Paris anjlok 2,24% (-98,89 poin) ke level 4.306,72.

Nilai Tukar Dolar AS

Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir pekan lalu ditutup menguat didukung rilis sejumlah data ekonomi AS yang positif sehingga meredakan kekhawatiran pasar untuk pertumbuhan ekonomi AS yang lamban. Rilis data pendahuluan klaim pengangguran hingga 4 Juni lalu mencapai 264.000, atau turun 4.000 dari minggu sebelumnya, di bawah konsensus pasar sebanyak 270.000. Kekhawatiran akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, menekan nilai tukar poundsterling dan euro terhadap dolar AS, namun mendongkrak yen sebagai safe haven. Indeks dolar AS, yang mengukur kurs greenback terhadap enam mata  uang negara maju mitra dagang AS, naik 0,66 persen menjadi 94,576.

Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Euro (EUR-USD)

1.1251

-0.0065

-0.57%

Poundsterling (GBP-USD)

1.4257

-0.0201

-1.39%

Yen (USD-JPY)

106.97

-0.13

-0.12%

Yuan (USD-CNY)

6.5624

-0.0091

-0.14%

Rupiah (USD-IDR)

13,294.00

7.50

+0.06%

Sumber : Bloomberg.com, 10/6/2016 (ET)

Komoditas

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent North Sea di bursa komoditas New York dan London, akhir pekan lalu ditutup dengan membukukan penurunan tajam, hampir mencapi 3%. Data Baker Hughes mengindikasikan, jumlah rig yang aktif di ladang minyak AS, hingga akhir pekan lalu meningkat tiga unit setelah pekan sebelumnya bertambah sebanyak sembilan rig. Analis mengatakan jumlah rig mungkin terus meningkat sehingga penurunan produksi minyak AS akan melambat. Namun untuk sementara ini, tersendatnya pasokan dari Nigeria ke Kanada yang menurunakan pasokan minyak dunia hingga 3 juta barel dalam beberapa pekan terakhir, masih mendukung harga minyak. Kenaikan kurs dolar AS ikut menekan harga minyak.

Harga minyak WTI untuk pengiriman Juli turun US$1,49 (-2,9%) menjadi US$49,07 per barel, naik 0,9% sepanjang pekan.
Harga minyak Brent untuk penyerahan Agustus turun US$1,41 (-2,7%) menjadi US$50,54 per barel, 1,8% sepanjang pekan.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange akhir pekan lalu mengalami rebound dan ditutup di posisi tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Kekhawatiran Brexit yang diikuti aksi jual di bursa saham global mendorong permintaan emas sehingga mendongkrak harga emas lebh dari 2% sepanjang pekan lalu. Kenaikan dolar meredam lonjakan harga emas.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik 0,3% menjadi US$1.275,90 per ounce.
Harga emas di pasar spot naik menjadi US$1.277,70 per ounce.
(AFP, CNBC, Reuters)

 

Source: Ipotnews